Senin, 13 Agustus 2018

ABAD SERBA CANGGIH, ASAH KREATIVITAS POLA ASUH ORANG TUA




Menjadi OTB (Orang Tua Baru) di zaman yang serba modern dan serba mengandalkan teknologi menjadikan mereka harus lebih kreatif dalam memberikan pola asuh dan didikan yang di dalamnya mengandung nilai moral, norma dan tentu saja edukasi kepada sang buah hati. Karena sekarang ini banyak yang beranggapan bahwa akan terasa lebih mudah jika menggunakan “gadget”.

Gadget sekarang ini bisa dikatakan sudah masuk ke dalam daftar kebutuhan primer yang wajib dimiliki oleh siapa saja. Mulai dari kalangan anak – anak hingga orang dewasa, penjual sate hingga pejabat. Semua menganggap, dengan gadget segala macam kegiatan akan dimudahkan.

Nah, bagi orang tua yang pola pikirnya sudah jauh lebih berkembang dari anak usia 5 Tahun, tentu akan dapat memilah dan memilih mana kegiatan yang perlu dilakukan menggunakan gadget. Orang tua juga pasti bisa mengatur atau membuat jadwal kapan harus menggunakan gadget untuk mencari informasi penting dan berkomunikasi, kapan harus berhenti berdekatan dengan beragam benda elektronik tersebut dan mencari kesibukan lain yang tidak kalah menarik dari mengoperasikan barang tersebut.

Lain halnya dengan anak – anak. Mereka belum dapat mengontrol diri mereka untuk membuat jadwal yang teratur kapan harus menggunakan gadget untuk sekedar menghibur diri mereka dan kapan harus berhenti kemudian melakukan kegiatan lain yang sama sekali tidak berdekatan dengan beragam alat elektronik itu.
 

Disinilah tuntutan menjadi orang tua yang kreatif diuji. Sejauh mana mereka dapat membuat rutinitas menarik, edukatif dan tentu saja bertanggungjawab tanpa membuat anak merasa bosan dan merasa terbebani dengan rutinitas yang sudah dibuat lalu ditetapkan para orang tua. Karena secara psikologis, anak merupakan sosok yang mudah bosan apalagi dengan rutinitas yang bisa saja terasa menjemukan.

Terkadang, bisa saja anak diam – diam akan mencoba untuk melanggar rutinitas yang dibuat orang tua mereka. Atau mungkin, anak akan melakukan rutinitas yang mungkin saja biasa dilakukan oleh orang tua dari hasil mereka mengamati. Seperti misalnya : makan bersama keluarga dengan ponsel yang berada tidak jauh dari jangkauan tangan sang ayah yang super sibuk, atau sang ibu yang sedang mencuci piring bertumpuk - tumpuk lalu sebentar – sebentar akan mengecek ponselnya untuk sekedar mengobrol melalui aplikasi obrolan.
 

Anak tentu akan meniru tindakan seperti itu, jika tidak mendapat pendampingan yang baik dan benar dari para orang tua. Untuk itu, para orang tua harus sadar bahwa mendidik anak bisa dibilang susah – susah gampang. Tanggungjawab yang inspiratif pun diperlukan tanpa terkesan mengikat agar si anak memiliki sikap dan kepribadian yang diinginkan.

Kita bisa menggunakan gadget tidak hanya sebagai sarana yang bermanfaat tapi juga mengandung unsur kreativitas sederhana namun sarat akan nilai edukasi. Sebagai contoh : seorang ibu sedang membaca majalah berisi menu masakan sambil menunggu panggilan video anak perempuannya yang sedang berangkat sekolah. Setibanya di sekolah, sang anak akan melakukan panggilan video lalu bersama sang ibu merencanakan menu makan siang yang sudah disepakati harus ada lauk, sayur dan buah. Bisa saja sang ibu juga mengajak teman – teman dari anaknya untuk ikut berdiskusi dengan hadiah satu bekal makanan sehat yang dibawa keesokan harinya.

Jika anak tersebut masih berusia dini, dampingi selalu sang anak untuk bermain gadget ketika memang sudah jadwalnya. Selalu pastikan bahwa video atau permainan yang ada di dalam gadget tersebut memiliki nilai edukasi. Satu contoh : seorang ibu bersama anaknya sedang bermain menonton video bersama. Sang Ibu harus memastikan bahwa video yang ditonton sarat akan nilai yang positif. Lalu sesekali, ajaklah anak anda untuk berdiskusi dengan menyesuaikan gaya bahasa mereka mengenai video yang selesai dia tonton. Misalkan video tentang kartun. Biarkan anak anda menonton kartun tersebut sampai selesai dengan peraturan yang telah disepakati yaitu fokus dan penuh konsentrasi. Kemudian, ajak anak anda berdiskusi mengenai nilai positif dan nilai negatif dari kartun yang selesai dia tonton. Berikan kesimpulan, evaluasi sambil tentu saja memberikan suntikan nilai – nilai yang positif agar si anak dapat mewujudkannya dalam kehidupan nyata.
 

Memang, kedengarannya seperti terlalu berlebihan dan hanya sekedar ucapan yang teramat manis. Namun, tindakan dan kebiasaan tersebut membutuhkan kebiasaan dan kesadaran yang tidak kecil. Menanamkan kebiasaan yang baik dan menumbuhkan kesadaran yang positif tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Orang tua harus punya konsekuensi dari apa yang yang sudah dibuat dan disepakati.

Jika orang tua ingin memiliki buah hati yang sarat akan kreativitas dan nilai moral tinggi, tentu membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dari pihak ayah dan juga pihak ibu. Tidak bisa serta merta ketika ingin anak yang kita besarkan tumbuh menjadi pribadi yang baik, lalu dengan mengucapkan bimsalabim, abrakadabra! Lalu si anak akan menjadi dewasa sesuai yang diharapkan orang tua.

Pihak orang tua dan pihak anak perlu menyepakati aturan yang telah disepakati bersama, baik dari segi ragam rutinitas, pencapaian yang diperoleh sang anak termasuk konsekuensinya jika melanggar aturan tersebut. Sehingga kedua belah pihak sama – sama akan belajar menjadi pribadi yang lebih baik di setiap harinya.

Karena terus terang saja. gadget ibarat sebuah pisau yang sudah diasah tajam. Dari satu sudut pandang, bisa menjadi alat yang memupuk tingkat perbaikan ilmu, moral dan norma dari pihak orang tua dan anak. Tapi dari sudut pandang yang lain, juga sangat mudah menjadi senjata yang dengan mudah melukai dan menyayat masa depan keluarga tersebut.

Nah, maka dari itu, pengetahuan yang luas tentang mendidik anak yang kreatif, inspiratif dan edukatif perlu dimiliki orang tua. Diharapkan, dengan bekal yang lebih dari cukup, bisa membesarkan sang buah hati sesuai dengan apa yang menjadi cita – cita para OTB. Bisa dengan membaca literasi, melakukan konsultasi dengan para ahli, atau mungkin berdiskusi dengan orang tua dan kerabat mereka. Semakin banyak ilmu, pengetahuan dan sumber yang didapat oleh para OTB, semakin kreatif pula cara dan sudut pandang mereka dalam mendidik buah hati di zaman yang serba mengandalkan gadget ini.

Tidak ketinggalan dukungan yang begitu luar biasa dari keluarga, pakar pendidikan, kerabat dan pihak – pihak terkait merupakan hal yang tidak kalah penting demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang bisa sesuai dengan yang dicita – citakan.

Meskipun ilmu, pengetahuan dan sumber sudah didapat dengan jumlah bergudang – gudang, tapi tidak ada satupun pihak yang membantu maupun mendukung, tentu saja akan menjadi kesulitan tersendiri bagi para OTB. Otomatis, bersiap – siaplah menjadi orang tua yang pusing dengan sosok buah hati yang memiliki watak dan pola pikir yang berlawanan prinsip.

Jadi, persiapan mental, fisik dan biaya adalah hal terpenting dalam mengasuh anak di zaman yang serba canggih ini. Dengan ketekunan dan keteguhan hati serta konsekuensi yang selalu siap ditanggung bersama, yakinlah bahwa masa depan yang positif bisa menjadi capaian akhir dalam hidup. #sahabatkeluarga 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar